LAPORAN PRAKTIKUM
SISTEM PENGINDERAAN JAUH NON-FOTOGRAFI
Acara 1
Pengenalan Spektrum Gelombang Elektromagnetik
Dalam Sistem Penginderaan Jauh
Non-Fotografi
Disusun
Oleh :
Nama : Dyah Dwi Hestiningsih
NIM : 12/328209/DGE/00385
Kelompok :
1
Hari
/ Jam : Senin / 15.00 - 17.00
WIB
Asisten :
1. Aris Setyawan
2. Aisah Latifah Rahmah
PROGRAM DIPLOMA
PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2012
ACARA 1
I. JUDUL
Pengenalan Spektrum Gelombang
Elektromagnetik Dalam Sistem Penginderaan Jauh Non-Fotografi.
II. TUJUAN
- Mengetahui pembagian spektrum
elektromagnetik pada citra Penginderaan Jauh Non-Fotografi
- Mengetahui panjang gelombang yang ada
pada band Landsat TM/ Landsat 7ETM+
- Menilai dan membandingkan tingkat
kecerahan obyek pada citra penginderaan jauh.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
- Alat
tulis;
- Penggaris
Bahan :
- Lembar kerja modul 1
- Citra Landsat TM
- Citra Landsat 7 ETM+
- Kertas HVS
IV. DASAR TEORI
Dalam satu kesatuan gelombang elektromagnetik terdiri atas spektrum
elektromagnetik. Gelombang tersebut disebut elektromagnetik karena terdiri dari
kombinasi gelombang elektrik dan magnetik. Gelombang elektromagnetik ini
bergerak dengan kecepatan sinar ( 300.000 km/detik ) pada frekuensi dan panjang
gelombang tertentu, dengan sejumlah tenaga tertentu. Tenaga elektromagnetik
terdiri dari berkas spektrum yang sangat luas seperti spektrum ultraviolet,
tampak, inframerah, gelombang mikro dan radio. Jumlah total seluruh spektrum
disebut spektrum elektromagnetik.
Electromagnetic Spectrum
Visible (violet-red)
Gamma-rays x-rays ultra-violet infra-red microwave radio
1x10-12m (pm) 1x10-9m (pm) 1x10-6m (pm) 1x10-3m (pm) 1m
Gambar
1. Spektrum Elektromagnetik
Spektrum dapat dirinci lebih jauh atas saluran (channel) atau pita (band),
misal spektrum tampak dapat dirinci atas saluran biru, hijau, dan merah. (Tabel
1)
Tabel 1. pembagian spektrum elektromagnetik
Spektrum Saluran
|
Panjang Gelombang
|
Sinar Gamma
|
< 0,3 nm
|
Sinar X
|
3 x 10-6 – 0,01 μm
|
Radiasi
Ultraviolet
UV fotografik/dekat
|
0,01 – 0,4 μm
0,30 – 0,4 μm
|
Sinar Tampak
- Biru
- Hijau
- Merah
|
0,40 – 0,7 μm
0,40 – 0,5 μm
0,50 – 0,6 μm
0,60 – 0,7 μm
|
Radiasi
Inframerah (IM)
- Inframerah
dekat
- Inframerah
tengah
- Inframerah
jauh
|
0,7 – 1,20 μm
1,50 – 5,5 μm
5,5 – 1000 μm (1
mm)
|
Radiasi
Gelombang Mikro
|
1 mm – 30 cm
|
Radio
|
≥ 30 cm
|
Matahari sebagai sumber tenaga utama dari tenaga elektromagnetik
memancarkan gelombang elektromagnetik ke segala arah sebagian ada yang mencapai
bumi. Perjalanannya berlangsung secara radiasi. Ia dapat melalui atmosfer
maupun ruang hampa udara atau antariksa, jadi bukan berlangsung dengan cara
konveksi seperti perjalanan panas pada air mendidih, bukan cara konduksi
seperti perjalanan panas pada benda padat, bukan pula dengan cara transmisi
perjalanan arus listrik melalui kabel atau pengantar lainnya.
Tenaga elektromagnetik yang bersumber dari matahari dimana tenaga
tersebut meliputi beraneka ragam
spektra, hanya sebagian kecil saja dari padanya yang dapat mencapai bumi.
Sebagian besar tenaga elektromagnetik tertahan oleh atmosfer dan tidak mencapai
bumi. Bagian tenaga elektromagnetik yang dapat mencapai bumi disebut jendela
atmosfer (atmosfer window). Pada
jendela atmosfer ini adalah area dimana hanya sedikit atau tidak terjadi
serapan radiasi untuk beberapa panjang gelombang elektromagnetik tertentu,
sehingga radiasi gelombang elektromagnetik dapat melewati atmosfer sampai
mengenai objek yang ada di permukaan bumi.
Gambar
2. Diagram jendela atmosfer – panjang gelombang dari radiasi gelombang
elektromagnetik yang akan menembus bumi. Gas CO2 dan O3
merupakan gas yang berpengaruh untuk menghalangi sinar matahari pada panjang
gelombang tertentu.
Kegunaan data remote sensing diantaranya adalah mengklasifikasikan
feature–feature yang ada di permukaan bumi yang terekam pada citra kedalam
kategori-kategori tertentu atau klas-klas tertentu. Citra tersebut kemudian
menjadi sebuah peta tematik (tema yang terpilih misalnya penggunaan lahan, geologi,
tipe vegetasi dan lain-lain). Petani dapat menggunakannya untuk memonitor kesehatan
tanamannya. Seorang ahli geologis dapat menggunakan citra tersebut untuk studi
mineral atau struktur batuan. Seorang ahli biologi mungkin ingin memanfaatkan
citra tersebut untuk studi keanekaragaman hayati.
Tiap obyek yang berbeda akan memiliki karakteristik pantulan dan pancaran
terhadap tenaga elektromagnetik yang berbeda. Konsekuensi dari sensor buatan
adalah harus mampu mendeteksi dan memberikan informasi untuk pengenalan suatu
objek. Sebagai contoh, pada panjang gelombang tertentu, pasir memantulkan enegi
lebih besar daripada vegetasi hijau, sedangkan pada panjang gelombang lainnya
energi tersebut akan diserap, oleh karena itu, pada prinsipnya berbagai macam
material permukaan dapat dibedakan satu dengan lainnya dengan adanya perbedaan
karakteristik pantulan tersebut. Ini tentu saja memerlukan metode yang sesuai
untuk mengukur perbedaan ini sebagai fungsi dari panjang gelombang dan
intensitasnya (sebagai fraksi dari sejumlah radiasi yang mencapai permukaan
bumi).
Citra dibedakan antara lain berdasarkan atas sensor dan spektrum
elektromagnetik yang digunakan di dalam penginderaan jauh. Tiap citra memiliki
keunggulan dan keterbatasannya sendiri-sendiri karena spektrum elektromagnetik
yang digunakan. Penerapannya akan disesuaikan dengan tema apa yang akan
diteliti.
Panjang
Gelombang (um)
|
1
|
2
|
|
3
|
|
4
|
|
5
|
|
7
|
|
Daerah panjang gelombang yang
dipergunakan
pada tiap saluran Landsat TM (kecuali saluran
6)
Gambar 3. Kurva pantulan spektral beberapa obyek utama di muka bumi dan
rentang panjang gelombang pada Landsat TM (Lileisand/Kiefer, 1997)
Landsat pertama kali diluncurkan pada tahun 1972 dengan dua
sensor pengindera yaitu return beam vidicon (RBV) dan Multispectral Scanner (MSS)
dengan resolusi spasial 80 m. Landsat 2 and 3, diluncurkan pada tahun 1975 dan 1978. Pada tahun 1984, Landsat 4 diluncurkan dengan membawa sensor MSS dan
sensor baru yang dinamakan Thematic Mapper (TM). Sensor baru ini mempunyai resolusi spasial
30 meter dan terdapat 3 saluran baru didalamnya. Landsat 5, merupakan duplkat dari Landsat 4, yang diluncurkan tahun 1984.
Landsat 6, membawa sensor
pankromatik dengan resolusi spasial 15 meter, yang diluncurkan pada tahun 1993.
Yang terkahir adalah Landsat 7 diluncurkan pada tahun 1998.
Satelit Landsat mempunyai lebar liputan sebesar 185 km, dan di equator
mempunyai tampalan paling rendah yaitu sekita 7,3%, dengan luas liputan itu,
maka pada lintang yang lebih tinggi akan memiliki tampalan yang semain besar
pula. Landsat mempunyai beberapa level produk, berikut adalah level
produk Landsat:
•
Level 0R :
Uncorrected (data tidak terkoreksi)
•
Level 1R :
terkoreksi radiometrik
•
Level 1G :
produk standar yang sudah terkoreksi geometrik dan radiometrik tanpa GCP (Ground
Control Point) dengan kesalahan letak kira-kira 250 m pada lokasi yang
datar.
•
Level 1P :
Precission Correction – produk yang terkoreksi geometrik dengan GCP
Berikut
adalah tabel 7 resolusi sensor yang ada pada Landsat:
-
Landsat 7 mempunyai sistem ETM+: yaitu saluran TM6 (thermal) mempunyai
resolusi spasial 60 m dan TM8
(pankromatik) mempunyai
resolusi spasial 15 m.
Dan berikut adalah aplikasi
Thematic Mapper pada Landsat:
V. LANGKAH
KERJA
ü Latihan 1: Pengenalan spektrum / saluran gelombang
elektromagnetik
1.
Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2.
Membuka modul Petunjuk Praktikum Sistem Penginderaan
Jauh Non-Fotografi halaman 5
3.
Mengamati citra-citra kerja pada modul 1
4.
Mengenali spectrum atau saluran yang digunakan pada
citra Landsat TM dan membandingkannya dengan tabel 1 pada modul halaman 2
5.
Mencari data yang dimaksud dan menulis ulang data
tersebut kedalam tabel berikut :
Satelit/Sensor
|
Panjang gelombang
|
Nama Spectrum-Saluran
|
|
|
|
6.
Memasukkan data ke dalam kolom satelit sensor
yaitu Band 1, Band 2, Band 3,
Band 4, Band 5, Band 6, Band 7, Band 8
7.
Memasukkan data panjang gelombang pada masing-masing
band (Band 1 sampai 8)
8.
Memberi nama pada masing-masing Spektrum-Saluran.
ü Latihan 2: Keunggulan pembagian
pada gelombang elektromagnetik dalam citra PJ non-fotografi
1. Mengamati
citra Landsat 7 ETM+ dan citra kompositnya
2. Mengamati
Rona tubuh air dan Rona vegetasi pada :
-
Band 1
-
Band 2
-
Band 3
-
Band 4
-
Band 5
-
Band 6
-
Band 7
-
Band 8
3. Membandingkan
hasil kenampakan yang dimunculkan oleh dua obyek tersebut pada citra;
4. Mengidentifikasi
apakah rona yang tampak pada citra adalah :
-
Cerah
-
Sangat cerah
-
Gelap , atau
-
Sangat gelap
5. Membuat
tabel Karakteristik objek
pada saluran landsat 7 ETM+, seperti contoh berikut ini :
Satelit/Sensor
|
Panjang gelombang
|
Rona Tubuh Air
|
Rona Vegetasi
|
|
|
|
|
6. Memasukkan
data masing masing band (band 1 sampai dengan 8) ke dalam kolom satelit atau
sensor
7. Memasukkan
kembali informasi panjang gelombang pada tiap band ke dalam tabel yang telah
dibuat
8. Memasukkan
data hasil interpretasi obyek tubuh air dan vegetasi kedalam kolom Rona tubuh
air dan Rona vegetasi
9. Membuat
pembahasan dan kesimpulan dari hasil praktikum yang telah didapatkan
VI. HASIL PRAKTIKUM TERLAMPIR
BERUPA :
- Tabel data saluran satelit
penginderaan jauh (latihan 1)
- Tabel karakteristik objek pada band
Landsat 7 ETM+ (latihan 2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar