Panas
atau energi kinetik merupakan gerakan acak molekul-molekul bahan. Gerakan ini
berhenti pada nol mutlak (0º K atau -273º C). dengan menggunakan skala Kelvin,
es mencair pada suhu 273º K dan air mendidih pada 373º K. Energi kinetik diukur
dengan sebuah termometer yang ditempatkan secara kontak langsung dengan bahan
yang sedang diukur dan oleh karena itu tidak dapat diukur dari jarak jauh.
sebaliknya energi radian dapat diukur pada jarak jauh dengan alat-alat yang
dapat mengukur panjang gelombang radiasi elektromagnetik pada daerah inframerah
thermal dalam suatu spektrum gelombang elektromagnetik.
Pancaran
(Emisivitas) Inframerah Thermal
Perbedaan
antara pemindahan panas oleh radiasi dengan pemindahan panas oleh konduksi dan
konveksi ialah dalam bentuk gelombang elektromagnetik yang dapat berjalan lewat
suatu vakum, seperti dari matahari ke bumi. Suhu radian bahan-bahan lebih
rendah daripada suhu kinetik yang disebabkan oleh suatu sifat yang disebut
pancaran (emisivitas). Untuk
menjelaskan emisivitas harus memperkenalkan konsep tentang suatu blackbody
(benda hitam).
Suatu
blackbody adalah suatu bahan teoritis yang menyerap semua energi radian yang
mengenainya. Konsep blackbody merupakan suatu abstraksi yang teoritis karena
benda yang demikian tidak ada dalam kenyataan. Blackbody juga merupakan suatu
radiator yang sempurna. Untuk bahan-bahan yang sesungguhnya, emisivitas (e)
didefinisikan sebagai :
e = Fr / Fr
Dimana
Fr adalah energi elektromagnetik yang diradiasikan dari suatu sumber dan Fb
adalah energi elektromagnetik yang diradiasikan dari blackbody. Jadi emisivitas
merupakan efisiensi radiasi permukaan obyek. Karena bahan-bahan yang berbeda
memiliki emisivitas yang berbeda, maka distribusi emisi energi radian antara
obyek-obyek yang berbeda tidak merupakan fungsi linear dari suhu kinetik
permukaan. Jadi perbedaan emisivitas antara bahan-bahan dapat sangat
mempengaruhi suhu permukaan yang tampak dan oleh karena itu mempengaruhi rona
yang dihasilkan dari suatu gambar yang dibuat oleh thermal scanner. Dua buah
obyek pada dua suhu permukaan yang berbeda, tetapi Karen emisivitas suhu yang
tampak adalah sama maka obyek tersebut tidak dapat dipisahkan dapa citra
thermal, sebaliknya dua obyek dengan suhu permukaan yang sama dapat dipisahkan
jika emisivitasnya berbeda. Suatu emisivitas yang lebih rendah memberikan
kenampakan suhu yang lebih rendah dan oleh karena itu memberikan rona yang
lebih gelap pada citra.
Nilai
spektral (kecerahan) yang bersumber dari tenaga pancaran dinyatakan dengan
formula :
W = eδT
Dimana
:
W
= jumlah tenaga yang dipancarkan oleh permukaan benda tiap detik satuan luas
(Wm)
e = pancaran (emisivitas) benda dalam angka
pecahan
δ = angka ketetapan Stefan-Boltzmann; 5,6697
x 10 WmK-
T = absolut benda (º K)
Dari
formula di atas diketahui bahwa nilai pancaran inframerah thermal dari benda
bergantung pada :
1.
Kepancaran benda
Kepancaran logam pada suhu 20º C
pada panjang gelombang 8-12 µm sebesar 0,20, sedang kepancaran tanah kering
sebesar 0,92. jadi hampir 5x lebih besar. Oleh karena itu meskipun suhu absolut
atap seng pada siang hari lebih besar daripada suhu tanah kering, tetapi asap
seng akan tampak gelap dan tanh kering akan tampak cerah pada citra inframerah
tengah.
2.
Suhu benda
Kepancaran air pada suhu 20º C
pada panjang gelombang 8-12 µm sebesar 0,98, sedang kepancaran pasir sebesar
0,90. pada inframerah thermal yang direkam pada siang hari, pasir di pantai
lebih cerah daripada air di laut. Sebaliknya pada citra inframerah thermal yang
direkam pada malam hari, air laut akan tampak cerah dan pasir pantai tampak
kelabu gelap. Pada contoh ini pengaruh suhu lebih dominan daripada pengaruh kepancaran.
Pada contoh kepancaran benda yang terjadi adalah sebaliknya.
Konduktivitas thermal, kapasitas
thermal dan kelembaban thermal
Konduktivitas
thermal merupakan suatu ukuran kecepatan panas dalam melewati suatu bahan/
benda. Konduktivitas thermal dari batuan, tanah, dan air adalah rendah
dibandingkan dengan logam. Kapasitas thermal adalah kemampuan suatu bahan untuk
menyimpan panas, dan kelembaban thermal adalah merupakan suatu ukuran tanggapan
thermal suatu bahan terhadap perubahan suhu. Kelembaban thermal bahan merupakan
fungsi konduktivitas thermalnya. Kapasitas thermal dan kerapatannya dengan
kerapatan adalah yang paling penting. Pada umumnya kelembaban thermal bertambah
sejalan dengan pertambahan kerapatan. Kelembaban thermal membantu menimbulkan gejala
yang disebut crossover (persilangan)
yang menciptakan suatu situasi dimana bahan dengan kelembaban thermal yang
rendah lebih panas daripada sekelilingnya di siang hari, tetapi lebih dingin
pada malam hari. Walaupun kelembaban thermal air sama dengan kelembaban thermal
tanah atau batuan, tetapi suhu permukaan air harian lebih dingin dan suhu malam
hari lebih panas, ini adalah karena arus konveksi bekerja di dalam tubuh air
tetapi tidak bekerja pada tanah dan batuan.
DAFTAR
PUSTAKA
Indrawati, Like. 2007. Petunjuk Praktikum Sistem
Penginderaan jauh Non Fotografi. Yogyakarta: Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada
Purwanto, Hery Taufik. 2007. Petunjuk Praktikum Sistem
Penginderaan Jauh Non Foto. Yogyakarta: Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar