DASAR
PEMIKIRAN PERKEMBANGAN BENTUK LAHAN
·
Bentuk
lahan sebagai unit geomorfologis
Bentuklahan disamping menggambarkan konfigurasi
permukaanya juga memberikan keterangan tentang asal mula terjadinya. Demikian
banyak kenampakan – kenampakan bentanglahan dipermukaan bumi ini, hingga perlu
dikelompokkan kedalam kelompok – kelompok yang mempunyai kesamaan atau hamper
sama mengenai bentuk luar dan asal mula terjadinya. Memang dapat pula
menggelompokkan bentuklahan atas dasar bentuk luarnya saja tetapi kurang memberikan
pengelompokkan yang sistematik. Oleh karena itu akan diperoleh pengelompokkan
yang sistematik bila bentanglahan dipilih dan dikelompokkan kedalam kelompok yang mempunyai kesamaan atau hampir sama dalam
:
-
Tidak hanya bentuknya saja , tetapi juga
-
Asal mula terjadinya dan
perkembangannya.
Hingga diperoleh pengelompokkan bentanglahan menjadi
bentuklahan-bentuklahan yang mempunyai kesamaan dalam bentuk, asal mula terjadi
dan perkembangannya. Atas dasar kesamaannya maka bentuk lahan merupakan kesatuan
atau unit geomorfologis.
·
Dasar
pikiran klasifikasi bentuklahan
Untuk
sampai pada tujuan klsifikasi bentuklahan perlu ditelusuri dahulu mengenai
dasar dasar Pemikirannya.
Bila kita pandang bola bumi dalam skala yang kecil maka yang tampak
adalah perbedaan tinggi tempat terendah dan tempat tertinggi atau dengan kata
lain yang tampak adalah relief permukaan bumi yang terdiri :
-
Relief yang ada diatas permukaan air
laut : benua ;
-
Relief yang ada dibawah permukaan laut :
ledok lautan.
Kedua relief tersebut disebut Bentang relief Orde I
yang merupakan orde pembentukan awal permukaan bumi. Sebagian besar permukaan
bumi berupa benua dan ledok lautan.
Bila pandangan kita khusus diarahkan pada benua, maka dengan skala yang
lebih besar akan tampak :
-
Relief yang perbedaan tingginya tidak
sedemikian besar, disebut dataran; dan
-
Relief yang perbedaan tingginya sangat
besar disebut pegunungan
Kedua relief tersebut dinamakan Bentang relief Orde
II. Bentang relief Orde II ini merupakan hasil kerja tenaga- tenaga dari dalam
bumi dan erupsi gunung api. Tentu saja bentuk lahan yang dihasilkan bermacam-
macam tetapi semuanya merupakan bentuk lahan initial yang dapat dibedakan atas
dasar strukturnya ( struktur geologis dan struktur geomorfologis ). Bentuk
relief orde II ini dibedakan menjadi 6, yaitu :
a. Plato
dan plain
b. Pegunungan
Dome
c. Pegunungan
Blok
d. Pegunngan
Lipatan
e. Pegunungan
Komplek
f. Vulkan
dan bentuk lain yang berkaitan
Bila pandangan kita arahkan pada kenampakan yang lebih dalam yang
mengukir permukaan dataran dan pegunungan maka akan tampak adanya persamaan
didalamnya. Persamaan tersebut adalah persamaan proses yang dapat menghasilkan
berbagai macam bentuk.
Berbagai macam bentuk inipun bila dikelompokkan mempunyai kesamaan
sendiri- sendiri. Kesamaan- kesamaan tersebut ialah :
-
Kesamaan proses yang menghasilkan bentuk
lahan, proses fuvial, proses gelombang dan arus, proses oleh gelombang dan arus, proses oleh angin, proses
oleh tenaga glacial atau proses oleh pelarutan (solusi).
-
Kesamaan – kesamaan atas hasil kerja
proses- proses tersebut seperti, bentuk-bentuk erosional, bentuk- bentuk
depositional atau bentuk-bentuk sisa (residual).
Relief – relief yang lebih kecil inilah yang disebut
Relief Orde III. Bentang relief Orde III ini dapat dikatakan merupakan bentuk-
bentuk yang mengisi Bentang Relief Orde II atau bentuk lahan initial, yang
terjadi secara tingkat berturutan ( sequential landform ).
Secara skematik dapat digambarkan seperti ada, Gambar 1.
Relief
Orde II yaitu pegunungan atau dataran merupakan bentuk lahan initial atau
bentuklahan yang asli terbentuk untuk pertama kalinya. Bentuklahan ini
terbentuk terutama oleh aktifitas tenaga atau proses endogen hingga juga dapat
dikelompokkan sebagai bentuk lahan yang didasarkan pada strukturalnya atau
bentuk lahan yang konstruktional.
Relief Orde III yaitu bentuk bentuk erosional, deposional, dan residual
adalah bentuk – bentuk yang terjadi karena perombakan oleh aktifitas proses –
proses yang tenaganya berasal dari luar kulit bumi (eksogen) hingga juga
merupakan bentuklahan yang destruksional.
Gambar 1 : SKEMA RELIEF
ORDE PERMUKAAN BUMI
RELIEF ORDE I
|
PERMUKAAN BUMI
|
LEDOK LAUTAN
|
BENUA (DARATAN)
|
PEGUNUNGAN
|
DATARAN
|
RELIEF ORDE II
|
BENTUKLAHAN
INITIAL
|
BENTUK
DEPOSITIONAL
|
KONSTRUKTIONAL
|
RELIEF ORDE III
|
BENTUK EROSIONAL
|
BENTUKLAHAN
SEKUNSIAL
|
PROSES-PROSES
|
DESTRUKTIONAL
|
ENDOGEN
|
STRUKTURAL
|
BENTUK RESIDUAL
(SISA)
|
EKSOGEN
|
Stadium- stadium yang
harus dilewati dalam proses perkembangan permukaan bumi berdasarkan daerah :
1.
Siklus Morfologi Daerah Basah
a. Stadium
Muda ( bentuklahan teratur atau belum tererosi dan masih sederhana)
b. Stadium
Dewasa ( bentuklahan hasil erosi mulai nampak, sungai tererosi aliran air yang
masih kuat)
c. Stadium
Tua ( bentuklahan sederhana kembali, rata karena erosi melebar dan terbentuk
dataran.
d. Stadium
Peremajaan ( terbentuk lembah dan bentuk yang terdapat pada stadium muda meski
tidak sama persis. Hal ini mungkin karena material yang terbawa air diendapkan
pada daerah tererosi
2.
Siklus Morfologi Daerah Arid
a. Stadium
Initial ( terdapat blok-blok atau unit struktur yang tersimpan lama. Erosi
secara berseling-seling pada daerah tinggi, namun daerah ini tidak banyak
mengalami perubahan)
b. Stadium
Muda ( struktur yang ada terbedah jurang yang curam, namun batas bentuk initial
masih Nampak. Angin adalah factor utama transportasi mineral dan material
menuju daerah-daerah kering dan lereng-lerengnya.
c. Stadium
Dewasa ( aliran air pada lembah berdekatan telah menemukan jalur, karena
bagian- bagian tererosi yang nantinya menimbulkan daerah yang rata. Pegununga
terbedah dalam waktu bersamaan.
d. Stadium
Tua ( terbentuk lembah – lembah baru mengikuti terbedahnya pegunungan. Bentuk
bentuk bukit masih terlihat waau relative lebih rata.
Sumber
:
JS.
Sunardi. 1985. Dasar – Dasar Pemikiran
Klasifikasi Lahan. Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.
Marfai,
Aris. 2003, Geomorfologi dasar. Program Diploma PJ dan SIG. Fakultas Geografi –
UGM . Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar