Rabu, 04 September 2013

DASAR PEMIKIRAN PERKEMBANGAN BENTUK LAHAN

DASAR PEMIKIRAN PERKEMBANGAN BENTUK LAHAN

·         Bentuk lahan sebagai unit geomorfologis
Bentuklahan disamping menggambarkan konfigurasi permukaanya juga memberikan keterangan tentang asal mula terjadinya. Demikian banyak kenampakan – kenampakan bentanglahan dipermukaan bumi ini, hingga perlu dikelompokkan kedalam kelompok – kelompok yang mempunyai kesamaan atau hamper sama mengenai bentuk luar dan asal mula terjadinya. Memang dapat pula menggelompokkan bentuklahan atas dasar bentuk luarnya saja tetapi kurang memberikan pengelompokkan yang sistematik. Oleh karena itu akan diperoleh pengelompokkan yang sistematik bila bentanglahan dipilih dan dikelompokkan kedalam kelompok  yang mempunyai kesamaan atau hampir sama dalam :
-          Tidak hanya bentuknya saja , tetapi juga
-          Asal mula terjadinya dan perkembangannya.
Hingga diperoleh pengelompokkan bentanglahan menjadi bentuklahan-bentuklahan yang mempunyai kesamaan dalam bentuk, asal mula terjadi dan perkembangannya. Atas dasar kesamaannya maka bentuk lahan merupakan kesatuan atau unit geomorfologis.
·         Dasar pikiran klasifikasi bentuklahan
            Untuk sampai pada tujuan klsifikasi bentuklahan perlu ditelusuri dahulu mengenai dasar dasar Pemikirannya.
            Bila kita pandang bola bumi dalam skala yang kecil maka yang tampak adalah perbedaan tinggi tempat terendah dan tempat tertinggi atau dengan kata lain yang tampak adalah relief permukaan bumi yang terdiri :
-          Relief yang ada diatas permukaan air laut : benua ;
-          Relief yang ada dibawah permukaan laut : ledok lautan.
Kedua relief tersebut disebut Bentang relief Orde I yang merupakan orde pembentukan awal permukaan bumi. Sebagian besar permukaan bumi berupa benua dan ledok lautan.
             Bila pandangan kita khusus diarahkan pada benua, maka dengan skala yang lebih besar akan tampak :
-          Relief yang perbedaan tingginya tidak sedemikian besar, disebut dataran; dan
-          Relief yang perbedaan tingginya sangat besar disebut pegunungan
Kedua relief tersebut dinamakan Bentang relief Orde II. Bentang relief Orde II ini merupakan hasil kerja tenaga- tenaga dari dalam bumi dan erupsi gunung api. Tentu saja bentuk lahan yang dihasilkan bermacam- macam tetapi semuanya merupakan bentuk lahan initial yang dapat dibedakan atas dasar strukturnya ( struktur geologis dan struktur geomorfologis ). Bentuk relief orde II ini dibedakan menjadi 6, yaitu :
a.       Plato dan plain
b.      Pegunungan Dome
c.       Pegunungan Blok
d.      Pegunngan Lipatan
e.       Pegunungan Komplek
f.       Vulkan dan bentuk lain yang berkaitan
            Bila pandangan kita arahkan pada kenampakan yang lebih dalam yang mengukir permukaan dataran dan pegunungan maka akan tampak adanya persamaan didalamnya. Persamaan tersebut adalah persamaan proses yang dapat menghasilkan berbagai macam bentuk.
            Berbagai macam bentuk inipun bila dikelompokkan mempunyai kesamaan sendiri- sendiri. Kesamaan- kesamaan tersebut ialah :
-          Kesamaan proses yang menghasilkan bentuk lahan, proses fuvial, proses gelombang dan arus, proses oleh  gelombang dan arus, proses oleh angin, proses oleh tenaga glacial atau proses oleh pelarutan (solusi).
-          Kesamaan – kesamaan atas hasil kerja proses- proses tersebut seperti, bentuk-bentuk erosional, bentuk- bentuk depositional atau bentuk-bentuk sisa (residual).
Relief – relief yang lebih kecil inilah yang disebut Relief Orde III. Bentang relief Orde III ini dapat dikatakan merupakan bentuk- bentuk yang mengisi Bentang Relief Orde II atau bentuk lahan initial, yang terjadi secara tingkat berturutan ( sequential landform ).
Secara skematik dapat digambarkan seperti ada, Gambar 1.
            Relief Orde II yaitu pegunungan atau dataran merupakan bentuk lahan initial atau bentuklahan yang asli terbentuk untuk pertama kalinya. Bentuklahan ini terbentuk terutama oleh aktifitas tenaga atau proses endogen hingga juga dapat dikelompokkan sebagai bentuk lahan yang didasarkan pada strukturalnya atau bentuk lahan yang konstruktional.
           Relief Orde III yaitu bentuk bentuk erosional, deposional, dan residual adalah bentuk – bentuk yang terjadi karena perombakan oleh aktifitas proses – proses yang tenaganya berasal dari luar kulit bumi (eksogen) hingga juga merupakan bentuklahan yang destruksional.
         











       Gambar 1 : SKEMA RELIEF ORDE PERMUKAAN BUMI
RELIEF ORDE I
PERMUKAAN BUMI
LEDOK LAUTAN
BENUA (DARATAN)
 





                                                                                                        
PEGUNUNGAN
DATARAN
RELIEF ORDE II
 





BENTUKLAHAN INITIAL
            
BENTUK
DEPOSITIONAL
KONSTRUKTIONAL
RELIEF ORDE III
BENTUK EROSIONAL
BENTUKLAHAN SEKUNSIAL
PROSES-PROSES
DESTRUKTIONAL
ENDOGEN
STRUKTURAL
BENTUK RESIDUAL (SISA)
 















                                             
EKSOGEN
 






Stadium- stadium yang harus dilewati dalam proses perkembangan permukaan bumi berdasarkan daerah :
1.      Siklus Morfologi Daerah Basah
a.       Stadium Muda ( bentuklahan teratur atau belum tererosi dan masih sederhana)
b.      Stadium Dewasa ( bentuklahan hasil erosi mulai nampak, sungai tererosi aliran air yang masih kuat)
c.       Stadium Tua ( bentuklahan sederhana kembali, rata karena erosi melebar dan terbentuk dataran.
d.      Stadium Peremajaan ( terbentuk lembah dan bentuk yang terdapat pada stadium muda meski tidak sama persis. Hal ini mungkin karena material yang terbawa air diendapkan pada daerah tererosi
2.      Siklus Morfologi Daerah Arid
a.       Stadium Initial ( terdapat blok-blok atau unit struktur yang tersimpan lama. Erosi secara berseling-seling pada daerah tinggi, namun daerah ini tidak banyak mengalami perubahan)
b.      Stadium Muda ( struktur yang ada terbedah jurang yang curam, namun batas bentuk initial masih Nampak. Angin adalah factor utama transportasi mineral dan material menuju daerah-daerah kering dan lereng-lerengnya.
c.       Stadium Dewasa ( aliran air pada lembah berdekatan telah menemukan jalur, karena bagian- bagian tererosi yang nantinya menimbulkan daerah yang rata. Pegununga terbedah dalam waktu bersamaan.
d.      Stadium Tua ( terbentuk lembah – lembah baru mengikuti terbedahnya pegunungan. Bentuk bentuk bukit masih terlihat waau relative lebih rata.




Sumber :  
JS. Sunardi. 1985. Dasar – Dasar Pemikiran Klasifikasi Lahan.  Fakultas    Geografi, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Marfai, Aris. 2003, Geomorfologi dasar. Program Diploma PJ dan SIG. Fakultas Geografi – UGM . Yogyakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar