Jumat, 06 September 2013

Menunggu Mentari

Aku tak pernah tahu apa yang ada dihatiku, apa yang ada dipikiranku.. sepertinya memang benar aku ini wanita yang dingin sungguh sedingin es... Tapi bahkan Gunung  ES yang menjulang tinggi pun dapat mencair perlahan. Gunung es yang tinggi dapat dicairkan oleh hangatnya sinar mentari yang selalu menerpanya. Hatiku memang masih beku dan sungguh sungguh sangat beku. Disini aku masih menunggu sinar mentariku datang hingga akhirnya dapat mencairkan semua keangkuhanku..

Sang Mentari-ku bukannya tidak ada, hanya saja dia masih berotasi ditempat yang lain.. Dan aku masih menunggunya untuk hadir dan menyapa.. Walau tak tahu kapan kami akan dipertemukan, tapi aku yakin sang mentari-ku  akan tiba saat hatiku sudah siap untuk mencair menerima hangatnya sinar yang ia berikan.. aku yakin mentari-ku masih harus melakukan tugasnya ditempat lain dan belumlah saatnya ia tiba untuk menjemputku dan memberikan semua sinarnya..

Untukmu sang mentari...
selesaikanlah dahulu semua tugas-tugasmu.. aku yakin bila memang kau adalah mentari yang tuhan kirimkan untukku.. kelak disuatu hari nanti, kau akan berotasi kearahku.. kau akan tiba lalu hadir dan menyapa.. kau akan datang untuk menjemputku, untuk menyinari disetiap hariku..

Percayalah mentariku, hingga tiba saatnya kau datang untuk menjemputku aku akan selalu disini dan menunggumu.. aku akan selalu berusaha untuk terus memperbaiki diriku.. aku ingin menjadi satu yang terbaik untukmu. walau memang aku bukanlah manusia yang sempurna, tetapi akan kulakukan semua yang ku bisa.. aku akan berusaha untuk mengikuti kemana pun kau pergi, aku ingin mendampingimu hingga akhir hayatku nanti.. 

NB : Surat yang kutuliskan untuk jodohku kelak :)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar