Citra merupakan gambaran kenampakan permukaan bumi hasil
penginderaan pada spectrum elektromagnetik tertentu yang ditayangkan pada layar
atau disimpan pada media rekam/cetak.
Citra digital adalah barisan
bilangan nyata maupun kompleks yang diwakili oleh bit-bit tertentu. Resolusi
yaitu kemampuan suatu sistem optik-elektronik untuk membedakan informasi yang
secara spasial berdekatan atau secara spektral mempunyai kemiripan. Dalam
pengindraan jauh, dikenal konsep resolusi, yaitu resolusi spasial, resolusi
temporal, resolesi spektral, resolusi radiometrik. Kemampuan semua jenis
pengindera (lensa, antenna, tayangan, bukaan rana, dll.) untuk menyajikan citra
tertentu dengan tajam. Ukuran dapat dinyatakan dengan baris per mm atau meter.
Pada citra RADAR resolusi biasa dinyatakan dalam lebar pancaran efektif dan
panjang jangkauan. Pada citra infra merah resolusi biasa dinyatakan dalam IFOV.
Resolusi juga dapat dinyatakan dalam perbedaan temperatur atau karakter lain
yang mampu diukur secara fisik (Manual of Remote Sensing).
Sabins (1997) mendefinisikan
resolusi spasial sebagai “kemampuan untuk membedakan diantara jarak dua obyek
yang berdekatan pada citra “ atau resolusi spasial dapat juga didefinisikan
sebagai tingkat kerincian/ kedetilan obyek yang terekam pada citra. Resolusi
ini dapat digambarkan sebagai ukuran terkecil obyek dimuka bumi yang dapat
dideteksi oleh sensor penginderaan jauh yang dapat dibedakan atau dipisahkan
pada citra. Obyek terkecil ini disajikan dalam sebuah piksel (picture element). Resolusi spasial
berhubungan dengan ukuran piksel citra.
Ada dua cara menyatakan
resolusi spasial, yakni: resolusi citra dan resolusi medan.
Resolusi Citra (image resolution)
dapat diartikan sebagai kualitas lensa yang dinyatakan dengan jumlah maksimum
garis pada tiap milimeter yang masih dapat dipisahkan pada citra. Misal tiap
garis tebalnya 0,01 mm. Ruang pemisah antara tiap garis juga sebesar 0,01 mm.
Berarti tiap garis menempati ruang selebar 0,02 mm atau pada tiap mm ada 50
garis. Dalam contoh ini berarti resolusi citranya sebesar 50 garis/mm. Secara
teoritik maka resolusi citra yang terbaik 1.430 garis/mm.
Resolusi Medan (ground resolution)
ialah ukuran terkecil obyek di medan yang dapat direkam pada data digital
maupun pada citra. Pada data digital resolusi medan dinyatakan dengan pixel.
Semakin kecil ukuran terkecil yang dapat direkam oleh suatu sistem sensor,
berarti sensor itu semakin baik karena dapat menyajikan data dan informasi yang
semakin rinci. Resolusi spasial yang baik dikatakan resolusi tinggi atau halus,
sedang yang kurang baik berupa resolusi kasar atau rendah. Disamping itu
dinyatakan dengan ukuran dalam meter di lap atau dalam meter per pixel pada
citra (Rm/pixel), resolusi medan juga dapat dinyatakan dengan ukuran dalam
meter di lapa yang dapat digambarkan oleh sepasang garis pada citra atau Rm/Lp
(meter per line pairs).
Resolusi Spasial dipengaruhi:
- Skala; semakin besar skala semakin baik resolusinya.
- Panjang gelombang tenaga elektromagnetik yang digunakan.
Tiap piksel diwakili oleh luas
persegiempat pada citra dimana ini tergantung pada kemampuan sensor untuk
memisahkan (mendeteksi) obyek yang berbeda ukurannya. Sebagai contoh, sensor Enhanced Thematic Mapper (ETM+) pada
satelit Landsat 7 memiliki resolusi spasial 15 meter, oleh karena itu,
tiap-tiap piksel menunjukkan ukuran luas 15m x 15m, atau 255m². Resolusi
spasial lebih tinggi (luas piksel lebih kecil) artinya bahwa sensor dapat
melihat/ mendeteksi obyek yang lebih kecil.
Ukuran piksel scanner dari pesawat
terbang dan satelit ruang angkasa adalah fungsi dari sensor (optics dan
sampling rate), dan wahana (ketinggian dan kecepatan). Sebagai contoh Landsat 7 ETM dengan ukuran piksel
30m x 30m setara dengan skala 1 : 100.000. SPOT Pankromatik dengan ukuran
piksel 10m x 10m yang setara dengan skala 1 : 25.000. dan MODIS yang memiliki ukuran piksel 500m x
500m yang setara dengan skala 1 : 1000.000. Semakin besar ukuran piksel (skala
kecil), maka citra akan meliput areal yang luas (contoh: MODIS) namun miskin
akan detail kenampakannya, sebaliknya semakin kecil ukuran piksel (skala besar)
seperti Landsat, SPOT, IKONOS memberikan detil yang baik untuk obyek khusus,
tetapi tidak menurunkan banyak data untuk dipakai pada penelitian yang lebih
luas.
Gambar 4. Citra Penginderaan
Jauh dengan resolusi spasial berbeda
Resolusi spasial
pada sensor pasif tergantung pada IFOV (Instantaneous Field of View) atau
sudut pandang konstan. IFOV adalah sudut pandang sensor yang berbentuk kerucut
(A) dan menentukan area di permukaan bumi yang dideteksi dari ketinggian
tertentu pada satu waktu tertentu yang singkat (B). Ukuran area yang di rekam
ditentukan oleh IFOV dan jarak dari permukaan bumi (C).
Tempat yang tepat
dari grid citra dipermukaan bumi tidak dapat diprediksi dengan sensor pesawat
udara atau ruang angkasa. Konsekuensinya, sebuah piksel suatu kenampakan obyek
mempunyai pantulan kontras yang dipengaruhi oleh latar belakangnya, sehingga
piksel tunggal belum tentu mewakili obyek yang sama. Pengenalan dan pembedaan
suatu obyek lebih tipikal pada citra sebagai bagian dari lebih 4 piksel. Faktor
lain yang menentukan adalah kehalusan permukaan obyek, karena efek kekuatan dan
arah dari pantulan.
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Taufik
Hery., dan Like Indrawati. 2007. Petunjuk Praktikum Sistem Penginderaan Jauh
Non Foto. Yogyakarta : Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada
Indrawati,
Like. Handout: Sistem PJ non-foto. Yogyakarta
: Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada
http://www.anjar.web.ugm.ac.id/bahankuliah/daftar_istilah.doc diakses pada tanggal 18 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar