Rabu, 04 September 2013

Interpretasi Citra

      Interpretasi Citra menurut Prof. Dr. Sutanto, 1998
            Didalam bukunya Penginderaan Jauh Jilid 1, Prof. Dr. Sutanto mengatakan bahwa didalam interpretasi citra, penafsir citra mengkaji citra dan berupaya melalui proses penalaran untuk mendeteksi, mengidentifikasi, dan menilai arti pentingnya obyek yang tergambar pada citra. Dengan kata lain maka penafsir citra berupaya untuk mengenali obyek yang tegambar pada citra dan menerjemahkannya kedalam disiplin ilmu tertentu seperti geologi, geografi, ekologi, dan disiplin ilmu lainnya.
            Didalam pengenalan obyek yang tergambar pada citra, ada tiga rangkaian kegiatan yang diperlukan, yaitu deteksi, identifikasi, dan analisis. Deteksi adalah pengamatan atas adanya suatu obyek, misalnya pada gambaran sungai terdapat obyek yang bukan air. Identifikasi adalah upaya mencirikan obyek yang telah dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup. Sehubungan dengan contoh tersebut maka berdasarkan bentuk, ukuran, dan letaknya, obyek yang tampak pada sungai tersebut disimpulkan sebagai perahu dayung. Pada tahap analisis dikumpulkan keterangan lebih lanjut, misalnya dengan mengamati jumlah penumpangnya sehingga dapat disimpulkan bahwa perahu tersebut berupa perahu dayung yang berisi tiga orang (Lintz Jr. Dan Simonett, 1976).
            Deteksi berarti penentuan ada atau tidak adanya suatu obyek pada citra. Hal ini merupakan tahap awal dalam interpretasi citra. Keterangan yang diperoleh pada interpretasi selanjutnya yaitu pada tahap identifikasi, bersifat setengah rinci. Keterangan rinci diperoleh dari tahap akhir interpretasi, yaitu tahap analisis (Lintz Jr. Dan Simonett, 1976).
            Lo (1976) yang menyimpulkan pendapat Vink mengemukakan bahwa pada dasarnya kegiatan interpretasi citra terdiri dari dua tingkat, yaitu tingkat pertama yang berupa pengenalan obyek melaui proses deteksi dan identifikasi, dan tingkat kedua yang berupa penilaian atas pentingnya obyek yang telah dikenali tersebut, yaitu pentingnya tiap obyek dan kaitan antar obyek itu. Tingkat pertama berarti perolehan data, sedang tingkat kedua beupa interpretasi atau analisis data. Didalam upaya otomasi, hanya tingkat pertamalah yang dapat dikomputerkan. Tingkat kedua harus dilakukan oleh orang yang berbekal ilmu pengetahuan yang cukup memadai pada disiplin tertentu.
      Uji interpretasi dilakukan pada hasil interpretasi citra pra-lapangan. Kegiatan lapangan bertujuan untuk menguji atau membandingkan hasil interpretasi pra-lapangan dengan kondisi sebenarnya di lapangan. Apakah ada yang mengalami perubahan atau ada kesalahan dalam menginterpretasi citra. Kegiatan lapangan merupakan pembuktian hasil interpretasi (check field). Dan pemutakhiran data (data up dating).
         Pembuktian hasil interpretasi/check field di lakukan dengan membandingkan hasil interpretasi pra lapangan dengan hasil interpretasi lapangan. Pembuktian tidak dilakukan terhadap semua obyek, tetapi hanya sebagian obyek yang dapat mewakili fenomena obyek tersebut. Misalnya obyek gedung dengan atap berbentuk kotak, makam, pabrik, dan lain-lain. Hasil interpretasi tergantung dari meted sampling yang digunakan. Hasil interpretasi merupakan hasil check field setelah dilakukan uji ketelitian interpretasi. Pemutakhiran data (data up dating) adalah penyesuaian obyek yang terekam pada citra dengan obyek yang ada di lapangan. Misalnya perubahan lahan kosong menjadi pemukiman/lahan terbangun.
         Sebelum melakukan kegiatan lapangan,  terlebih dahulu harus mengetahui lokasi yang akan di amati. Lokasi tersebut di tentukan dengan pembagian sift foto udara. Setelah mengetahui lokasi, obyek-obyek apa saja yang akan di amati di tentukan kemudian. Obyek-obyek yang terekam ada foto udara di sesuaikan dengan keadaan lapangan pada saat itu.
               Uji ketelitian sangat penting untuk dilaksanakan. Ketelitian data hasil interpretasisangat penting untuk di ketahui sebelum dilakukan analisa terhadap data tersebut. Salah satu cara yang di gunakan untuk uji ketelitian dalam analisis digital data pengindraan jauh adalah dengan menggunakan computer, cara lain yang dapat pula di gunakan pada analisis manual atau visual data penginraan jauh yaitu dengan mengubah pixel menjadi grid/petak-petak bujur sangkar menjadi luas bagi asing-masing kelas hasil interpretasi.

               Meskipun analisis data dan interpretasi data dilakukan sambil berjalan, tetapi harus dihindari analisis dan interpretasi data yang terlalu dini. Para peneliti yang belum berpengalaman seringkali tergesa-gesa untuk melakukan hal ini. Analisis dan interpretasi data diperlukan untuk merengkumkan apa yang telah diperoleh, menilai apakah data tersebut berbasis kenyataan, teliti, ajeg, dan benar. Analisis dan interpretasi data juga diperlukan untuk member jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Hasil analisis dan interpretasi data akhirnya digfunakan untuk memberikan masukan bagi perbaikan kegiatan baik bagi kegiatan peneliti sendiri maupun teman satu tim. Pada akhir kegiatan penelitian, hasil analisis dan interpretasi data digunakan untuk menarik kesimpulan dalam laporan.

               Teknik analisis data penelitian kualitatif berbeda dengan kuantitatif. Analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan statistic, menghitung korelasi, regresi, uji perbedaan, dan analisis jalur. Penelitian tindakan dengan pendekatan kualitatifnya menggunakan analisis yang bersifat naratif-kualitatif. Geoffrey E. Mills (2000), mengemukakan beberapa teknik analisis data sebagai berikut: 
  1. Identifikasilah tema-tema dari data yang dikumpulkan secara induktif dari tema-tema yang besar menjadi tema yang lebih kecil
  2. Untuk setiap tema ataupun kelompok data dapat dibuat kode, umpamanya kode untuk perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, maupun hasilnya
  3. Ajukan pertanyaan-pertanyaan kunci: siapa, apa, dimana, kapan mengapa?
  4. Buatlah reviuw keorganisasian dari unit yang diteliti dari visi misis, tujuan, struktur sekolah dan lain-lain.
  5. Petakan secara visual factor-faktor yang terkait atau melatarbelakangi dan diakibatkan oleh sesuatu hal. Misalnya faktor-faktor yang melatarbelakangi dan diakibatkan oleh proses pembelajaran, hasil belajar, kegagalan siswa dan lain-lain.
  6. Buatlah bentuk penyajian dari temuan dalam bentuk table, grafik dll.
  7. Kemukakan apa yang belum atau tidak ditemukan dalam penelitian, kemudian identifikasikan

                Teknik Interpretasi data dapat dilakukan sebagai berikut: (1) perluaslah hasil analisis dengan mengajukan pertanyaan berkenaan dengan hubungan, perbedaan antara hasil analisis, penyebab, implikasi dari hasil analisis sebelumnya, (2) hubungkan temuan dengan pengelaman pribadi, (3) berilah pandangan kritis dari hasil analisis yang dilakukan, (4) hubungkan hasil-hasil analisis dengan teori-teori pada bab sebelumnya, (5) hubungkan atau tinjaulah dari teori yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.

DAFTAR PUSTAKA

Sutanto. (1986). Penginderaan Jauh Jilid 1: Bab 1 poin 1.1.3. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Zaenuri, Awaluddin. 2011. Uji Interpretasi Pennginderaan Jauh     http://www.awaluddinzaenuri.blogspot.com/search/label/geografi
            Diakses pada tanggal 5 Desember 2012 pukul 21.20 WIB

             Diakses pada tanggal 5 Desember 2012 pukul 21.35 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar