Interpretasi Citra menurut Prof. Dr. Sutanto, 1998
Didalam bukunya Penginderaan Jauh Jilid 1, Prof.
Dr. Sutanto mengatakan bahwa didalam interpretasi citra, penafsir citra
mengkaji citra dan berupaya melalui proses penalaran untuk mendeteksi,
mengidentifikasi, dan menilai arti pentingnya obyek yang tergambar pada citra.
Dengan kata lain maka penafsir citra berupaya untuk mengenali obyek yang
tegambar pada citra dan menerjemahkannya kedalam disiplin ilmu tertentu seperti
geologi, geografi, ekologi, dan disiplin ilmu lainnya.
Didalam
pengenalan obyek yang tergambar pada citra, ada tiga rangkaian kegiatan yang
diperlukan, yaitu deteksi, identifikasi, dan analisis. Deteksi adalah
pengamatan atas adanya suatu obyek, misalnya pada gambaran sungai terdapat
obyek yang bukan air. Identifikasi adalah upaya mencirikan obyek yang telah
dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup. Sehubungan dengan contoh
tersebut maka berdasarkan bentuk, ukuran, dan letaknya, obyek yang tampak pada
sungai tersebut disimpulkan sebagai perahu dayung. Pada tahap analisis
dikumpulkan keterangan lebih lanjut, misalnya dengan mengamati jumlah penumpangnya
sehingga dapat disimpulkan bahwa perahu tersebut berupa perahu dayung yang
berisi tiga orang (Lintz Jr. Dan Simonett, 1976).
Deteksi
berarti penentuan ada atau tidak adanya suatu obyek pada citra. Hal ini
merupakan tahap awal dalam interpretasi citra. Keterangan yang diperoleh pada
interpretasi selanjutnya yaitu pada tahap identifikasi, bersifat setengah
rinci. Keterangan rinci diperoleh dari tahap akhir interpretasi, yaitu tahap
analisis (Lintz Jr. Dan Simonett, 1976).
Lo
(1976) yang menyimpulkan pendapat Vink mengemukakan bahwa pada dasarnya
kegiatan interpretasi citra terdiri dari dua tingkat, yaitu tingkat pertama
yang berupa pengenalan obyek melaui proses deteksi dan identifikasi, dan
tingkat kedua yang berupa penilaian atas pentingnya obyek yang telah dikenali
tersebut, yaitu pentingnya tiap obyek dan kaitan antar obyek itu. Tingkat
pertama berarti perolehan data, sedang tingkat kedua beupa interpretasi atau
analisis data. Didalam upaya otomasi, hanya tingkat pertamalah yang dapat
dikomputerkan. Tingkat kedua harus dilakukan oleh orang yang berbekal ilmu
pengetahuan yang cukup memadai pada disiplin tertentu.
Uji interpretasi dilakukan
pada hasil interpretasi citra pra-lapangan. Kegiatan lapangan bertujuan untuk
menguji atau membandingkan hasil interpretasi pra-lapangan dengan kondisi
sebenarnya di lapangan. Apakah ada yang mengalami perubahan atau ada kesalahan
dalam menginterpretasi citra. Kegiatan lapangan merupakan pembuktian hasil
interpretasi (check field). Dan pemutakhiran data (data up dating).
Pembuktian hasil
interpretasi/check field di lakukan dengan membandingkan hasil
interpretasi pra lapangan dengan hasil interpretasi lapangan. Pembuktian tidak
dilakukan terhadap semua obyek, tetapi hanya sebagian obyek yang dapat mewakili
fenomena obyek tersebut. Misalnya obyek gedung dengan atap berbentuk kotak,
makam, pabrik, dan lain-lain. Hasil interpretasi tergantung dari meted sampling
yang digunakan. Hasil interpretasi merupakan hasil check field setelah
dilakukan uji ketelitian interpretasi. Pemutakhiran data (data up
dating) adalah penyesuaian obyek yang terekam pada citra dengan obyek yang ada
di lapangan. Misalnya perubahan lahan kosong menjadi pemukiman/lahan terbangun.
Sebelum melakukan kegiatan
lapangan, terlebih dahulu harus
mengetahui lokasi yang akan di amati. Lokasi tersebut di tentukan dengan
pembagian sift foto udara. Setelah mengetahui lokasi, obyek-obyek apa saja yang
akan di amati di tentukan kemudian. Obyek-obyek yang terekam ada foto udara di
sesuaikan dengan keadaan lapangan pada saat itu.
Uji ketelitian sangat penting
untuk dilaksanakan. Ketelitian data hasil interpretasisangat penting untuk di
ketahui sebelum dilakukan analisa terhadap data tersebut. Salah satu cara yang
di gunakan untuk uji ketelitian dalam analisis digital data pengindraan jauh
adalah dengan menggunakan computer, cara lain yang dapat pula di gunakan pada
analisis manual atau visual data penginraan jauh yaitu dengan mengubah pixel
menjadi grid/petak-petak bujur sangkar menjadi luas bagi asing-masing kelas
hasil interpretasi.
Meskipun analisis data dan
interpretasi data dilakukan sambil berjalan, tetapi harus dihindari analisis
dan interpretasi data yang terlalu dini. Para peneliti yang belum berpengalaman
seringkali tergesa-gesa untuk melakukan hal ini. Analisis dan interpretasi data
diperlukan untuk merengkumkan apa yang telah diperoleh, menilai apakah data
tersebut berbasis kenyataan, teliti, ajeg, dan benar. Analisis dan interpretasi
data juga diperlukan untuk member jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan. Hasil analisis dan interpretasi data akhirnya digfunakan untuk
memberikan masukan bagi perbaikan kegiatan baik bagi kegiatan peneliti sendiri
maupun teman satu tim. Pada akhir kegiatan penelitian, hasil analisis dan
interpretasi data digunakan untuk menarik kesimpulan dalam laporan.
Teknik analisis data penelitian kualitatif berbeda dengan kuantitatif. Analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan statistic, menghitung korelasi, regresi, uji perbedaan, dan analisis jalur. Penelitian tindakan dengan pendekatan kualitatifnya menggunakan analisis yang bersifat naratif-kualitatif. Geoffrey E. Mills (2000), mengemukakan beberapa teknik analisis data sebagai berikut:
- Identifikasilah tema-tema dari data yang dikumpulkan secara induktif dari tema-tema yang besar menjadi tema yang lebih kecil
- Untuk setiap tema ataupun kelompok data dapat dibuat kode, umpamanya kode untuk perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, maupun hasilnya
- Ajukan pertanyaan-pertanyaan kunci: siapa, apa, dimana, kapan mengapa?
- Buatlah reviuw keorganisasian dari unit yang diteliti dari visi misis, tujuan, struktur sekolah dan lain-lain.
- Petakan secara visual factor-faktor yang terkait atau melatarbelakangi dan diakibatkan oleh sesuatu hal. Misalnya faktor-faktor yang melatarbelakangi dan diakibatkan oleh proses pembelajaran, hasil belajar, kegagalan siswa dan lain-lain.
- Buatlah bentuk penyajian dari temuan dalam bentuk table, grafik dll.
- Kemukakan apa yang belum atau tidak ditemukan dalam penelitian, kemudian identifikasikan
Teknik Interpretasi data dapat
dilakukan sebagai berikut: (1) perluaslah hasil analisis dengan mengajukan
pertanyaan berkenaan dengan hubungan, perbedaan antara hasil analisis,
penyebab, implikasi dari hasil analisis sebelumnya, (2) hubungkan temuan dengan
pengelaman pribadi, (3) berilah pandangan kritis dari hasil analisis yang
dilakukan, (4) hubungkan hasil-hasil analisis dengan teori-teori pada bab
sebelumnya, (5) hubungkan atau tinjaulah dari teori yang relevan dengan
permasalahan yang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA
Sutanto. (1986). Penginderaan Jauh Jilid 1: Bab 1 poin 1.1.3. Gajah Mada
University Press.
Yogyakarta.
Zaenuri, Awaluddin. 2011. Uji
Interpretasi Pennginderaan Jauh http://www.awaluddinzaenuri.blogspot.com/search/label/geografi
Diakses pada tanggal 5 Desember
2012 pukul 21.20 WIB
Diakses pada tanggal 5 Desember
2012 pukul 21.35 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar