Citra Resolusi Spasial Tinggi
Penggunaan citra yang berhubungan dengan
resolusi spasial erat hubungannya dengan analisis yang akan dilakukan. Citra
dengan resolusi spasial tinggi ini belum tentu efektif apabila diterapkan untuk
analisis yang bersifat regional, akan tetapi untuk analisis yang lebih detil
misalnya untuk perkotaan akan lebih baik bila digunakan citra dengan resolusi
spasial tinggi ini.
Citra IKONOS
IKONOS adalah satelit yang diluncurkan
bulan September 1999 dan menyediakan data untuk tujuan komersial padsa awal
2000. IKONOS adalah dengan resolusi spasial tinggi yang merekam data
multispektral 4 kanal pada resolusi 4m (citra berwarna) dan sebuah kanal pankromatik
dengan resolusi 1m (hitam-putih). Ini berarti IKONOS merupakan satelit
komersial pertama yang dapat membuat image beresolusi tinggi.
IKONOS juga dapat dimanfaatkan untuk
pemantauan cuaca dan penataan ruang wilayah. Dibandingkan dengan satelit LANDSAT
yang beresolusi sekitar 30 meter maka IKONOS akan lebih bermanfaat misalnya
dalam menganalisis lahan. Apabila kemudian data ini dipadukan dengan data
skunder akan memberikan pengetahuan tentang potensi suatu daerah dengan lebih
detil dan bermanfaat khususnya dalam pengambilan kebijakan pembangunan.
Penggunaan satelit resolusi tinggi ini jauh lebih murah dibandingkan dengan
foto udara. Resolusi Radiometrik: data IKONOS dikumpulkan tiap 11-bit piksel
(2048 tone abu-abu). IKONOS dengan kemampuannya sebagai high accuracy remote sensing satellite akan memberikan implikasi
terhadap berubahnya konsepsi penyediaan data dan informasi wilayah terutama
karena meningkatnya kecepatan dan keakuratan datanya.
Tabel 13. Jumlah Band dan Ketelitian Citra IKONOS
Band
|
Width
|
Spatial Resolution
|
Panchromatic
|
0,45 – 0,90 µm
|
1
metres
|
Band 1
|
0,45 – 0,53 µm (blue)
|
4
metres
|
Band 2
|
0,52 – 0,61 µm (green)
|
4
metres
|
Band 3
|
0,64 – 0,72 µm (red)
|
4
metres
|
Band 4
|
0,77 – 0,88 µm (near-infrared)
|
4
metres
|
Tabel 14. Spesifikasi Sensor IKONOS
Diluncurkan
pada
|
24 September
1999
Vandenberg Air
Force Base, California, USA
|
Operational
life
|
> 7 tahun
|
Orbit
|
98.1 degree,
sun synchronous
|
Kecepatan Orbit
|
7.5 kilometers
per second
|
Banyaknya
revolusi bumi
|
14.7 setiap 24
jam
|
Waktu 1 kali
orbit
|
98 minutes
|
Ketinggian
Satelit
|
681 kilometer
|
Resolusi
Nadir:
26º Off-Nadir
|
0.82 meters
panchromatic
3.2 meters
multispectral
1.0 meters
panchromatic
4.0 meters
multispectral
|
Lebar Citra
|
11.3
kilometers at nadir
13.8
kilometers at 26º Off-Nadir
|
Waktu rekam di
equator
|
Nominally
10:30 a.m. solar time
|
Resolusi
temporal
|
± 3 hari pada
40º latitude
|
Resolusi
radiometrik
|
11-bits per
pixel
|
Band citra
|
Panchromatic, blue,
green, red, near IR
|
Citra QUICKBIRD
Quickbird
diluncurkan pada bulan Oktober 2001 di California AS. Saat ini Quickbird
merupakan salah satu satelit komersial dengan resolusi spasial yang paling
tinggi, yaitu 61 cm untuk saluran Pankromatiknya, dan 2,5 untuk saluran
Multispektralnya.
Quickbird
mengorbit pada ketinggian 450 km, secara sikron matahri dengan periode orbit
93,4 menit. Satelit ini memiliki 2 sensor utama, yaitu Pankromatik dan
Multispektral, dengan resolusi radiometrik 11-bit per piksel (2048 tingkat
keabuan).
Tabel 15. Jumlah Band dan Ketelitian Citra QUICKBIRD
Band
|
Width
|
Spatial Resolution
|
Band 1
|
0,45 – 0,52 µm (blue)
|
2.44 –
2.88 metres
|
Band 2
|
0,52 – 0,60 µm (green)
|
2.44 –
2.88 metres
|
Band 3
|
0,63 – 0,69 µm (red)
|
2.44 –
2.88 metres
|
Band 4
|
0,76 – 0,90 µm (near-infrared)
|
2.44 –
2.88 metres
|
Tabel 16. Spesifikasi Sensor QUICKBIRD
Launch Date
|
October 18,
2001
|
Launch Vehicle
|
Boeing Delta
II
|
Launch
Location
|
Vandenberg Air
Force Base, California, USA
|
Orbit Altitude
|
450 Km
|
Orbit
Inclination
|
97.2 degree,
sun synchronous
|
Speed
|
7.1 Km/second
– 25,560 Km/hour
|
Equator
Crossing Time
|
10:30 a.m.
(descending node)
|
Orbit Time
|
93,5 minutes
|
Revisit Time
|
1 – 3.5 days
depending on latitude (30º off-nadir)
|
Swath Width
|
16.5 Km x 16.5
Km at nadir
|
Metric
Accuracy
|
23-meter
horisontal (CE90%)
|
Digitazion
|
11 bits
|
Resolusition
|
Pan: 61 cm
(nadir) to 72 cm (25º off-nadir)
|
MS: 2.44 m
(nadir) to 2.88 m (25º off-nadir)
|
|
Image
bands
|
Pan: 450 – 900 nm
Blue: 450 – 520 nm
Green: 520 – 600 nm
Red: 630 – 690 nm
Near IR: 760 –
900 nm
|
Citra Resolusi Spektral Tinggi
Sensor multispektral seperti Landsat TM dan SPOT XS
menghasilkan citra dengan band panjang gelombang yang lebih sedikit. Sensor
hiperspektral dapat mendeteksi obyek secara serempak dengan lusinan atau
ratusan panjang gelombang dalam bagian yang sempit. Hasil rekaman dari sensor
tersebut kemudian dibandingkan dengan hasil pantulan spektral di laboratorium
untuk kemudian digunakan lebih jauh untuk mengenali material permukaan bumi
seperti tipe vegetasi atau menduga kandungan mineral yang tersimpan.
Citra hiperspektral berisi keterangan yang banyak dari
data, tapi untuk menginterpretasikannya memerlukan pemahaman dengan pasti apa
sifat-sifat dari material lahan yang coba kita teliti, dan bagaimana
hubungannya pengukuran dengan sebenarnya oleh sensor hiperspektral.
Citra hiperspektral dihasilkan oleh instrument yang
disebut imaging spectrometers.
Spektroskopi adalah studi cahaya yang diemisikan atau dipantulkan dari material
dan variasi energinya dengan panjang gelombang. Sebagai aplikasinya ialah optik
penginderaan jauh, spektroskopi berhubungan dengan spektrum matahari yang
secara difusi dipantulkan (dihamburkan) oleh material permukaan bumi.
Instrument itu disebut spektrometer (spektroradiometer) yang digunakan untuk
membuat acuan atau pengukuran laboratorium dari cahaya yang dipantulkan dari
material yang diuji. Dengan menggunakan ratusan atau bahkan ribuan detektor,
spektrometer dapat mengukur spektral dengan saluran yang sempit kurang lebih
0,01 mikrometer setiap julatnya, khususnya pada panjang gelombang 0,4 – 2,4
mikrometer (pada panjang gelombang tampak hingga inframerah tengah).
Untuk mengenali obyek yang terekam pada citra
hiperspektral maka kita memerlukan yang disebut dengan perpustakaan spektral (spectral library). Spectral library
berisi tentang informasi spektral seperti mineral, batuan, tanah, material
buatan manusia, air, vegetasi, dan salju. Spectral library dihasilkan dari
pengukuran laboratorium dan dijadikan acuan dalam mengenali obyek-obyek pada
citra hiperspektral, karena pada citra hiperspektral menggunakan julat panjang
gelombang yang sangat sempit pad tiap band-nya maka kita memerlukan informasi
yang khusus tentang obyek yang akan kita analisis, bagaimana karakteristik
pantulan obyek tersebut pada panjang gelombang tertentu, sehingga kita dapat
menginterpretasi citra hiperspektral tersebut sesuai dengan penelitian yang
akan kita lakukan.
Sensor
|
Organization
|
Country
|
Number of Bands
|
Wavelength Range (µm)
|
AVIRIS
|
NASA
|
United States
|
224
|
0,4 – 2,5
|
AISA
|
Spectral Imaging Ltd.
|
Finland
|
286
|
0,45 – 0,9
|
CASI
|
Itres Research
|
Canada
|
288
|
0,43 – 0,87
|
DAIS 2115
|
GER Corp.
|
United States
|
211
|
0,4 – 12,0
|
HYMAP
|
Integrated Spectronics
Pty Ltd
|
Australia
|
128
|
0,4 – 2,45
|
PROBE-1
|
Earth Search Sciences
Inc.
|
United States
|
128
|
0,4 – 2,45
|
A Sample of Research and Commercial Imaging Spctrometers
Aplikasi citra Hiperspektral
·
Atmosphere : uap air, sifat awan, aerosols
·
Ecology : chlorophyll, kandungan air daun,
cellulose, pigments, lignin
·
Geology : mineral dan tipe tanah
·
Coastal Waters : chlorophyll, phytoplankton,
dissolved organic materials, suspended sediments
·
Snow/Ice : snow cover fraction, ukuran butir,
salju yang mencair
·
Biomass Burning : suhu, asap
·
Commercial : mineral exploration, pertanian dan
hasil hutan
DAFTAR PUSTAKA
Indrawati,
Like. 2007. Petunjuk Praktikum Sistem Penginderaan jauh Non Fotografi.
Yogyakarta: Fakultas Geografi.
Universitas Gadjah Mada
Purwanto,
Hery Taufik. 2007. Petunjuk Praktikum Sistem Penginderaan Jauh Non Foto.
Yogyakarta: Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada
Indrawati, Like. 2009. Dalam: Kuliah Sistem
Penginderaan Jauh Non Fotografi. Yogyakarta: Fakultas Geografi. Universitas
Gadjah Mada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar