Rabu, 04 September 2013

Pengenalan Hasil Satelit Sumberdaya : Citra LANDSAT

Landsat pertama kali diluncurkan pada tahun 1972 dengan dua sensor pengindera yaitu return beam vidicon (RBV) dan Multispectral Scanner (MSS) dengan resolusi spasial 80 m. Landsat 2 and 3, diluncurkan pada tahun 1975 dan 1978. Pada tahun 1984, Landsat 4 diluncurkan dengan membawa sensor MSS dan sensor baru yang dinamakan Thematic Mapper (TM). Sensor baru ini mempunyai resolusi spasial 30 meter dan terdapat 3 saluran baru didalamnya. Landsat 5, merupakan duplkat dari Landsat 4, yang diluncurkan tahun 1984. Landsat 6, membawa sensor pankromatik dengan resolusi spasial 15 meter, yang diluncurkan pada tahun 1993. Yang terkahir adalah Landsat 7 diluncurkan pada tahun 1998.
         Satelit Landsat mempunyai lebar liputan sebesar 185 km, dan di equator mempunyai tampalan paling rendah yaitu sekita 7,3%, dengan luas liputan itu, maka pada lintang yang lebih tinggi akan memiliki tampalan yang semain besar pula. Landsat mempunyai beberapa level produk, berikut adalah level produk Landsat:
   Level 0R            : Uncorrected (data tidak terkoreksi)
   Level 1R            : terkoreksi radiometrik
   Level 1G            : produk standar yang sudah terkoreksi geometrik dan radiometrik tanpa GCP (Ground Control Point) dengan kesalahan letak kira-kira 250 m pada lokasi yang datar.
   Level 1P : Precission Correction – produk yang terkoreksi geometrik dengan GCP

Berikut adalah tabel 7 resolusi sensor yang ada pada Landsat:
-    Landsat 7 mempunyai sistem ETM+: yaitu saluran TM6 (thermal) mempunyai resolusi spasial 60 m dan TM8 (pankromatik) mempunyai resolusi spasial 15 m.


Dan berikut adalah aplikasi Thematic Mapper pada Landsat:

Penggunaan teknik penginderaan jauh untuk penyediaan data penggunaan lahan sudah banyak dilakukan. Selain dapat menyediakan data dengan lengkap, rinci, dan mutakhir, penggunaan teknik penginderaan jauh dapat lebih menghemat waktu dan biaya jika dibandingkan dengan teknik pengumpulan data secara terstrial (Sutanto, 1981)
Citra Landsat TM merupakan salah satu jenis citra penginderaan jauh yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh sistem pasif. Kemampuan dari data citra Landsat TM untuk menyediakan data penggunaan lahan sudah banyak dilakukan. Bahkan hasil klasifikasi liputan lahan dalam mengidentifikasi obyek-obyek di permukaan bumi menggunakan citra Landsat ini telah diuji dan hasilnya telah banyak diakui.
Di Indonesia, gunamemenuhi data satelit penginderaan jauh, LAPAN (Lembaga antariksa dan Penerbangan Nasional) telah mengoperasikan Sistem Stasiun bumi penginderaan jauh. Salah satu satelit yang dapat diterima oleh stasiun ini adalah Landsat TM dimana satelit ini melintas 2 kali daam sehari. Akan tetapi Landsat TM yang melakukan akuisisi melintasi wilayah Indonesia antara jam 08.00 dan 11.00 WIB setiap hari tidak selalu bebas dari liputan awan. Menurut hasil evaluasi tahun 1994 – 1995 pada beberapa daerah wilayah di Indonesia dinyatakan bahwa data Landsat TM yang berkualitas liputan awan 0% hanya terjadi daerah Jawa Tengah dan Maluku/Halmahera, selebihnya diperoleh data dengan liputan awan di atas 30%, sedangkan data yang dipilih untuk diolah lebih lanjut hanyalah data yang memiliki liputan awan kurang dari 30%. Kekurangan yang dimiliki oleh citra Landsat TM ini dapat dikurangi dengan potensi informasi spektral yang dimiliki oleh Landsat TM yangmana memiliki 7 saluran, dimana setiap saluran menggunakan panjang gelombang tertentu sehingga menghasilkan karakteristik tersendiri bagi setiap obyek yang dicitrakan. Gambar.  Menunjukkkan kurva pantulan spekktral obyek yang dominan di muka bumi yaitu air, tanah, dan vegetasi dan rentang panjang gelombang 0,4 – 2,6 µm, dimana saluran Landsat TM bekerja menggunakan rentang panjang gelombang tersebut (kecuali saluran 6).

Tabel 7. Spesifikasi Teknis dan Julat Spektral Citra Landsat TM dan ETM+
Sensor
Saluran
Panjang Gelombang (mikrometer)
Resolusi Spasial (meter)
Nama Spektrum
TM/ETM+
Saluran 1
20,45 – 0,52 μm
30
Biru
Saluran 2
0,52 – 0,60 μm
30
Hijau
Saluran 3
0,63 – 0,69 μm
30
Merah
Saluran 4
0,76 – 0,90 μm
30
Inframerah dekat
Saluran 5
1,55 – 1,75 μm
30
Inframerah dekat
Saluran 6
10,40 – 12,50 μm
120 dan 60 (ETM+)
Inframerah thermal
Saluran 7
2,08 – 2,35 μm
30
Inframerah tengah
Saluran 8
0,5 – 0,9 μm
15 (ETM+)
Pankromatik


Spesifikasi
Deskripsi Teknis
Jenis Orbit
Sinkron Matahari, hampir Polar
Dimensi
Berat 2200 kg, Ukuran 2 m x 4 m
Sudut Inklinasi
98,2°
Ketinggiaan Orbit (di Equator)
705 km
Periode Orbit (Nominal)
99 menit (14 orbit/hari) melintasi equator pukul 09.45 waktu lokal
Resolusi Temporal
16 hari, 233 lintasan orbit
Daerah Liputan Global
81° LU sampai 81° LS
Kuantifikasi Data
8 bit
Luas Liputan per Scene
185 km x 185 km
Pertampalan
5% overlap, 7% sidelap, 80% sidelap pada 81° LS atau LU

Selain karaktristik spektral yang dimiliki oleh citra Landsat TM, pada Tabel 7 ditunjukkan spesifikasi citra Landsat TM mulai dari resolusi spasial 30 meter pada saluran  1, 2, 3, 4, 5, 7, dan 120 meter pada saluran 6 serta resolusi temporalnya, dimana satelit Landsat akan meliput lokasi yang sama setiap 16 hari.

Tabel 8. Saluran Thematic Mapper dan aplikasinya

Saluran
Aplikasi
Saluran 1 (0,45-0,52 μm)
Dirancang untuk penetrasi tubuh air, sehingga bermanfaat untuk pemetaan perairan pantai, juga berguna untuk membedakan antara tanah dan vegetasi, tumbuhan berdaun lebar dan konifer
Saluran 2 (0,52-0,60 μm)
Dirancang untuk mengukur puncak pantulan hijau saluran tampak bagi vegetasi guna penilaian ketahanan
Saluran 3 (0,63-0,69 μm)
Saluran absorbsi klorofil yang penting untuk diskriminasi tumbuhan
Saluran 4 (0,76-0,90 μm)
Bermanfaat utuk menentukan kandungan biomassa dan untuk delineasi tubuh air
Saluran 5 (1,55-1,75 μm)
Menunjukkan kandungan kelembaban vegetasi dan kelembaban tanah, juga bermanfaat untuk membedakan salju dan awan 
Saluran 6 (10,40-12,50 μm)
Saluran inframerah thermal yang penggunaannya untuk analisis pemetaan vegetasi, diskriminasi kelembaban tanah dan pemetaan thermal
Saluran 7 (2,08-2,35 μm)
Saluran yang diseleksi karena potensinya untuk membedakan tipe batuan dan untuk pemetaan dirothermal




DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Taufik Heri., Like Indrawati. 2007. Petunjuk Praktikum Sistem Penginderaan jauh Non Fotografi. Yogyakarta :  Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada
Indrawati, Like. 2009. Handout: Satelit Landsat. Yogyakarta :  Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada


Tidak ada komentar:

Posting Komentar