Pemanfaatan teknik penginderaan jauh untuk pemetaan penutup lahan dan penggunaan lahan sudah
memasuki tahap operasional, bahkan semakin lama dirasakan semakin menguntungkan
dibandingkan dengan survei langsung di lapangan. Banyaknya jenis citra
penginderaan jauh yang ada pada saat ini sangat menguntungkan dalam memilih
citra yang sesuai dengan tujuan pemetaan penggunaan lahan skala kecil sampai
skala besar.
Dalam memanfaatkan citra penginderaan jauh sebagai
sumber data untuk pemetaan penggunaan lahan sangat dipengaruhi oleh : (a)
resolusi spektral, (b) resolusi spesial, (c) skala dan (d) tingkat kerumitan
obyek yang direkam pada citra tersebut.
Pemilihan panjang gelombang, resolusi spasial dan skala yang tepat akan sangat
menentukan ketelitian hasil identifikasi penggunaan lahan. Disamping itu
tingkat kerumitan obyek juga mempunyai pengaruh yang cukup besar, semakin
tinggi kerumitan obyek yang terekam akan
menyulitkan untuk mengidentifikasi obyek penggunaan lahan secara individu.
(Swain dan Davis,
1987) Resolusi (disebut juga resolving
power = daya pisah) adalah kemampuan suatu sistem optik-elektronik untuk
membedakan informasi yang secara spasial berdekatan atau secara spectral memiliki
kemiripan. Resolusi spasial adalah ukuran terkecil suatu obyek yang masih dapat
dideteksi oleh suatu sistem pencitraan. Semakin kecil ukuran objek (terkecil)
yang dapat terdeteksi, semakin halus atau tinggi resolusi spasialnya. Begitu
pula sebaliknya, semakin besar ukuran objek terkecil yang dapat dideteksi maka
semakin kasar atau rendah resolusinya.
Lahan
: merupakan material dasar dari suatu lingkungan (situs), yang diartikan
berkaitan dengan sejumlah karakteristik alami yaitu iklim, geologi, tanah,
topografi, hidrologi dan biologi. (Aldrich,
1981)
Pengertian dasar
penggunaan lahan dan penutup lahan:
- Penggunaan lahan: merupakan aktivitas manusia pada dan dalam kaitannya dengan lahan, yang biasanya tidak secara langsung tampak pada citra.
- Penutup Lahan: berkaitan dengan jenis kenampakan yang ada di permukaan bumi.
Tiga kelas data
secara umum yang tercakup dalam penutup lahan adalah :
- Struktur fisik yang dibangun oleh manusia;
- Fenomena biotik seperti vegetasi alami, tanaman pertanian dan kehidupan binatang; dan
- Tipe pembangunan.
Faktor dari
obyek yang mempengaruhi tampak obyek pada citra:
- Obyek Tanah
Faktor yang
mempengaruhi :
- Kelembaban tanah : Kelembaban tinggi – Pantulan rendah
- Tekstur tanah : Tekstur pasir - Pengatusan tinggi - pantulan tinggi
- Kekasaran permukaan : Permukaan kasar – pantulan rendah
- Adanya oksida besi : Oksida besi tinggi – pantulan rendah
- Kandungan bahan organik : Bahan organik tinggi – pantulan rendah
- Obyek Air
Faktor yang
mempengaruhi :
- Radiasi pada permukaan tubuh air
- Sifat optik (pantulan cermin)
- Tekstur permukaan tubuh air
- Sudut datang dan sudut pantul panjang gelombang.
- Pantulan dari dasar tubuh air
·
Air jernih menyerap tenaga relatif sedikit pada
panjang gelombang < 0,6 µm, sehingga pantulan maksimum pada bagian spektrum
biru – hijau.
·
Air keruh akan merubah transmisi secara drastis
sehingga pantulannyapun akan berubah.
·
Air menyerap tenaga dari gelombang inframerah, baik
kenampakan airnya sendiri (seperti danau dan sungai) maupun air yang terkandung
dalam vegetasi atau di dalam tanah.
·
Perbedaan antara daratan dan tubuh air dapat
dideliniasi dengan jelas pada citra yang menggunakan gelombang inframerah.
- Obyek Vegetasi
·
Pada julat 0,7 – 1,3 µm daun tetumbuhan
memantulkan 50% tenaga yang datang padanya dan 50% lagi ditransmisikan. Pada
panjang gelombang ini sedikit sekali tenaga yang diserap.
·
Pantulan tubuhan pada panjang gelombang ini
dihasilkan oleh struktur internal daun. Karena pada tiap daun memiliki
perbedaan struktur internal, maka pada panjang gelombang ini dapat dibedakan
spesies tumbuhannya.
·
Klorofil daun banyak menyerap energi pada
panjang gelombang 0,45 – 0,65 µm, sehingga mata kita menagkap vegetasi sehat
berwarna hijau disebabkan oleh besarnya penyerapan energi pada spektrum hijau.
Sistem klasifikasi penggunaan lahan yang digunakan juga
ikut menentukan ketelitiaan dalam identifikasi penggunaan lahan. Beberapa masalah yang terkait dengan
sistem klasifikasi penggunaan lahan adalah : (a) pemberian batasan istilah /
katagori pengunaan lahan yang tidak seragam, (b) kesesuaian dengan tujuan
pemetaan yang dilakukan, dan (c) kesulitan
dalam penyusunan sistem klasifikasi secara hirarkhis, yaitu bertingkat
dari skala tinjau sampai dengan skala besar.
Tabel klasifikasi penggunaan lahan menurut USGS (United State Geological Survey):
Tingkat I
|
Tingkat II
|
||
Kode
|
Penggunaan Lahan
|
Kode
|
Penggunaan Lahan
|
1
|
|
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
|
Permukiman
Perdagangan dan jasa
Industri
Transportasi, komunikasi, umum
Kompleks industri dan perdagangan
Campuran kota dan daerah bangunan
Kota dan daerah bangunan lain
|
2
|
Lahan
pertanian
|
2.1
2.2
2.3
2.4
|
Tanaman semusim dan lahan rumput
Kebun buah-buahan, pembibitan
Pengusahaan pakan ternak
Lahan pertanian lain
|
3
|
Peternakan
|
3.1
3.2
3.3
|
Peternakan dengan tanaman merambat
Peternakan semak dan gerumbul
Peternakan
campuran
|
4
|
Lahan hutan
|
4.1
4.2
4.3
|
Lahan hutan berdaun lebar
Lahan hutan selalu hijau
Lahan hutan
campuran
|
5
|
Air
|
5.1
5.2
5.3
5.4
|
Sungai dan kanal
Danau
Reservoir
Teluk dan muara
|
6
|
Lahan basah
|
6.1
6.2
|
Lahan hutan basah
Lahan basah tak berhutan
|
7
|
Lahan gundul
|
7.1
7.2
7.3
7.4
7.5
7.6
7.7
|
Dataran garam kering
Pantai
Daerah pasir selain pantai
Batuan singkapan gundul
Pertambangan
Daerah transisi
Lahan gundul
campuran
|
8
|
Tundra
|
8.1
8.2
8.3
8.4
8.5
|
Tundra dengan tanaman merambat
Tundra dengan semak dan belukar
Tundra dengan lahan gundul
Tundra basah
Tundra
campuran
|
9
|
Salju / es
abadi
|
9.1
9.2
|
Gletser
|
DAFTAR PUSTAKA
Tim
penyusun. 2005. Modul Praktikum
Interpretasi Citra Untuk Penggunaan Lahan Dan Vegetasi. Yogyakarta :
Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada
Danoedoro, Projo. 2012. Pengantar Penginderaan Jauh Digital. Yogyakarta: Andi Offset
Widayani, Prima. Handout:
Interpretasi Citra Untuk Penggunaan Lahan Dan Vegetasi. Yogyakarta: Fakultas Geografi. Universitas
Gadjah Mada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar